Kemarin sore aku dikejutkan oleh pelajar yang baru saja izin keluar untuk membeli beberapa keperluan. 
Mereka masuk kamarku dengan tergopoh-gopoh dan berkata,
“Kak.... saya dikejar orang nak disiram air. Lengah kak.... lengah......”
“Kenapa?” Tanyaku kaget,
“Iya kak... di jalan ramai orang main air karena harini perayaan Songkran (cara mengucpakan s(h)ongkran(g), dengan logat khas Thai), Kakak nak tengok?”
 Aku masih terbengong kemudian bertanya, “Songkran? Apa itu Songkran?”
“Budaya orang Siam kak, dia main Air. Semua orang basah kena air, kalau di daerah yang banyak orang Budha Songkrang dirayakan, tapi kalau di sini tak banyak mana.” Jawab pelajar yang lain.
Aku teringat beberapa hari yang lalu (hari kamis kalau tidak salah) waktu pulang dari Big C ketika lewat gang menuju tempat tinggalku saat ini ada orang yang menyemprot-nyemprotkan air dengan berkata,
#@#*$#@##$$&&&Songkran ##@@#$$#$%.”
Iya... aku tidak faham apa yang diakatakan karena menggunakan bahasa Thai, tapi aku mendengar kata songkran dalam sederet kalimat yang dia ucapkan. Aku dan beberapa teman pelajar hanya larimenghindar dari air tersebut. Aku belum juga ngeh dengan songkran waktuitu, hingga emaren salah satu pelajar laki-laki juga ada yang minta libur karena ada perayaan songkran katanya, tapi aq tidak begitu ambil pusing, karenadari pelajar yang lain bilang tidak usah libur.
Kemudian ke-kepoanku berlanjut, dan mereka sedikit susah menjelaskan padaku karena songkran memang bukan budaya orang muslim dan sepertinya pengetahuan merekajuga terbatas. Info yang kudapat dari mereka, bahwa Songkran adalah perayaan tahun baru bagi orang Budha, tahun yang hanya di gunakan oleh umat Budha. Dirayakan dengan budaya bermain air dan melakuan ritual-rutual khusus di tempat peribadatan mereka. Kalau di Bangkok atau Chiang Mai ketika perayaan songkran seperti ini pasti ramai. Sedangkan di Thailand Selatan, karena mayoritas beragama muslim, perayaan songkran tidak begitu ramai seperti di Thailand sebelah atas (utara).
Budaya ini biasa disebut dengan Songkran festival, yaitu festival air untuk merayakan tahun baru tradisional Thailand yang jatuh pada tanggal 13 April. Dalam perayaan Songkran ini warga Thailand dan wisatawan saling menyiram air, menyemprot serta mengusap bedak basah kepada siapapun yang turun ke jalan. Dengan bekal ember dan pistol air mereka saling menyerang siapa saja hingga basah kuyup. Pada festival ini warga tidak boleh marah jika tersiram air, karena air ini sebagai simbol untuk membersihkan dosa di tahun lalu. Ajang ini juga menjadi kesempatan bagi warga setempat untuk melupakan segala masalah sehari-hari. Ketika perayaan songkran semua instansi libur mulai tanggal 13-15 April (bahkan ada yang liburnya lebih dari 3 hari).
            Informasi dari kawan-kawan pelajar hanya sebatas itu saja... kemudian saya berinisiatif mengunjungi mbah Gugel untuk bertanya lebih lanjut dan barangkali ada info yanglebih jelas di sana....
Dan inilah penjelasannya:
Tahun Baru Thai (Bahasa Thai: สงกรานต์ Songkran, dari istilah Sanskrit sankrānti "pergerakan astrologi") disambut sekitar 15 April setiap tahun di Thailand, seiringan dengan sambutan Tahun Baru bagi kebanyakan takwim tradisional yangdipakai di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Asalnya, tarikh perayaan ditentukan berdasarkan perhitungan astrologi, tetapi sekarang ditetapkan tarikh dalam takwim. Perayaan Songkran jatuh pada hari yang paling hangat dalam setiap tahundi Thailand, di penghujung musim kemarau. Mulanya, Tahun Baru Thai merupakan awal tahun di Thailand. Pada tahun 1888, tarikh tahun baru dialih ke 1 April dan pada tahun 1940, 1 Januari pula menjadi tarikh ahun baru rasmi. Semenjaktiu, sambutan tahun baru Thai masih dijadikan cuti umum.
Nyata sekali perayaan Songkran diterajui adat menyimbah air. Orang ramai merayau-rayau dijalanan dengan membawa baldi berisi air atau pistol air, atau berdiri di tepijalan sambil memegang hos lalu mecurahkan air ke arah orang lain. Adatmenyimbah air asalnya merupakan cara memberi hormat kepada orang lain dengan menangkap air "bertuah" yang sudah dicurahkan untuk membersihkan patung Buddha lalu dicurahkan ke arah baru orang tua untuk memberi tuah kepadamereka sekeluarga. Bagi golongan muda pula, oleh sebab bulan April merupakan bulan terhangat di Thailand (suhunya boleh mencecah 40°C), perayaan ini dijadikan hari berseronok dengan menyimbahkan air ke arah orang lain, sehingga timbulnya gejala seperti berlawan air dan menyimbah air ke arah orang yang memandu kenderaan.
Sebenarnya kegiatan ini tidak semestinya dijadikan keutamaan dalam sambutan tahun baru. Sewajarnya, Songkran dijadikan masa untuk menziarahi dan membalas budiorang-orang tua dan sanak saudara. Ucapan tradisi tahun baru berbunyi "sa-wat-deepi mai-thai" (สวัสดีปีใหม่ไทย) yang bermaksud "Selamat tahunbaru Thailand", tetapi ramai orang lebih gemar mengucapkan "suk-sanwan songkran" (สุขสันต์วันสงกรานต์) iaitu "Selamat Hari Songkran" kerana pimai lebih kepada 1 Januari.
(Source: Wikipedia)
Begitulah indahnya dunia dengan berbagai budaya. Dan kita harus saling menghormati perbedaan antarbangsa maupun antar umatberagama. Dicatatan ini saya sertakan gambar songkran festival yang saya peroleh dari Google juga. karena tidak mempunyai dokumentasi pribadi. hehe...

Patani, 14 April 2015